Yamali TB Lakukan Penyuluhan Aktif Serentak untuk Jaring Orang dengan TBC Semasa Pandemi di Sulsel
Makassar – Pandemi COVID-19 tidak menghentikan upaya penemuan kasus dan edukasi tuberkulosis (TBC) di Makassar. Masih banyaknya masyarakat yang jatuh sakit akibat TBC dan belum tertangani saat ini, mendorong komunitas masyarakat peduli TBC untuk terus melakukan upaya menjaring para pasien agar mendapatkan pelayanan yang optimal. Maka dari itu, sekitar 60 kader TBC dan relawan dikerahkan untuk melakukan penyuluhan TBC secara serentak di 11 kecamatan dengan titik potensial seperti rumah ibadah, pasar, rumah-rumah warga, perkantoran, hingga warung kopi. Hal ini dilakukan dengan harapan akan ada temuan kasus baru yang terungkap sehingga dapat ditangani secara langsung.
Koordinator program Yamali TB khusus Makassar, Ilham Riyadi mengatakan bahwa kota Makassar yang merupakan daerah dengan kasus TBC tertinggi se-Sulawesi Selatan hingga dua tahun terakhir mengalami penurunan temuan kasus TBC. Ilham menjelaskan temuan orang dengan TBC di Makassar tahun 2019 yaitu sejumlah 25.850 kasus yang mengalami penurunan drastis pada tahun 2020 menjadi 15.865 kasus. "Penurunan temuan kasus yang terjadi ini bukan karena TBC sudah berkurang, tetapi karena terdampak pandemi Covid-19, masyarakat menjadi mereka takut untuk datang ke layanan meskipun sudah bergejala," tukasnya.
Indonesia menjadi peringkat kedua dengan jumlah kasus TBC tertinggi di dunia setelah India. Estimasi kasus TBC di Indonesia pada tahun 2020 adalah 845.000 dengan jumlah kasus yang telah ternotifikasi oleh Kementerian Kesehatan yaitu sejumlah 568.987 kasus. Artinya, belum semua kasus TBC di Indonesia ditemukan dan terlaporkan. Sementara di Sulawesi Selatan (Sulsel), Koordinator Program Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi, menuturkan bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan Sulsel terdapat 62.839 jumlah terduga kasus TBC di tahun 2020, sementara yang sudah melakukan pemeriksaan hanya 57.171 kasus, artinya masih ada 5.668 yang belum mengakses layanan kesehatan dan berpotensi menularkan kepada yang lain.
"Untuk itu, di pertengahan tahun 2021 ini, kita ingin menjaring kasus TBC secara masif dengan melakukan kegiatan penyuluhan secara serentak di 9 kabupaten dan kota, yakni Makassar, Maros, Gowa, Jeneponto, Bulukumba, Pinrang, Sidrap, Wajo, dan Bone. Kita melakukan aksi ini mulai tanggal 19 hingga 24 Juni mendatang," ungkap Kasri Riswadi pada Minggu, 20 Juni 2021.
Kasri menegaskan, pemahaman tentang gejala TBC memang masih sangat kurang dikenali di masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, gejala utama TBC antara lain berupa batuk berdahak selama dua minggu atau lebih, terkadang disertai dengan berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari meski tanpa aktivitas, sesak nafas dan nyeri dada.
"Kami berharap dengan adanya kegiatan penyuluhan secara serentak yang dilakukan oleh kader-kader TBC Komunitas ini, jumlah orang dengan TBC yang ditemukan akan semakin banyak lagi, sehingga dapat memutus mata rantai penularan TBC di Sulawesi Selatan,” tandasnya. Dengan langkah tersebut diharapkan orang dengan TBC akan mendapat penanganan dengan cepat dan tepat, sehingga penyebaran penyakit TBC dapat dikendalikan.
Comments