Terobosan Baru, Hanya 6 Bulan Pengobatan TBC-RO dengan BPaL/M, Pasien Bisa Sembuh Lebih Cepat!
Jakarta 23 April 2024, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) bersama Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mengadakan kampanye bertajuk “Sembuh Lebih Cepat” pada 22-23 April 2024 di RSUP Persahabatan dan Klinik JRC-PPTI Jakarta, acara ini juga didukung oleh Yayasan Pejuang Tangguh PETA Jakarta dan Bakrie Center Foundation. Kampanye tersebut mengangkat inovasi terbaru dalam dunia pengobatan Tuberkulosis (TBC) Resisten Obat (RO), dimana yang awalnya bisa memakan waktu sampai 2 tahun untuk pengobatan, sekarang hanya butuh 6 bulan saja untuk bisa berobat sampai sembuh. Obat atau regimen baru yang dapat digunakan tersebut tersebut, dikenal dengan paduan BPaL/M.
Dalam kegiatan ini, turut dihadiri 10 ODTBC-RO (Orang Dengan TBC-RO) dari rumah sakit Persahabatan, kemudian 5 dari Klinik JRC PPTI serta beberapa ODTBC dari tipe TBC lainnya, mereka mendapatkan akses informasi terbaru mengenai regimen BPaL/M, selain itu mereka juga bertemu dengan para penyintas TBC - RO yang tergabung dalam komunitas PETA (pejuang tangguh) dan TB Ranger dari Bakrie Center Foundation yang selalu senantiasa mendukung eliminasi TBC di Indonesia.
dr. Henry Diatmo selaku Direktur Eksekutif STPI menuturkan “dalam kampanye ini kita hanya ingin menunjukan kepada teman - teman TBC-RO yang sedang berjuang, bahwasannya mereka tidak sendiri, banyak orang - orang yang masih peduli bahkan melakukan banyak kampanye dan advokasi untuk mendukung eliminasi TBC dan terus berusaha mengawal agar tidak ada satupun orang dengan TBC yang dilupakan” terang Henry.
Kampanye “Sembuh Lebih Cepat” juga sebagai gerakan dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2024. “Kita mendapatkan hadiah yang luar biasa di Hari Tuberkulosis Sedunia tahun ini, dengan adanya BPaL/BPaLM, ODTBC-RO bisa sembuh hanya dalam 6 Bulan saja, sebelumnya bahkan sampai 2 tahun, tentunya itu sangat berat untuk mereka baik secara kesehatan ataupun ekonomi” tambah Henry Diatmo
TBC RO sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang telah kebal terhadap obat lini pertama, sehingga pengobatannya bisa sangat lama, peningkatan risiko efek samping obat yang merugikan, dan terbatasnya pilihan pengobatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan terdapat 410.000 kasus TBC RO di seluruh dunia pada tahun 2023 dengan beban tertinggi di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC RO yang tinggi, dengan estimasi 31.000 kasus TBC RO pada tahun 2022.
Regimen BPaL/BPaLM adalah pilihan pengobatan baru yang menjanjikan untuk TBC RO. Terdiri dari tiga sampai empat jenis obat yaitu bedaquiline, pretomanid, linezolid, dan moxifloxacin (BPaL/M), paduan baru ini telah menunjukkan kemanjuran dan tolerabilitas yang tinggi dalam uji klinis. Pemerintah Indonesia telah memulai implementasi BPaL/M di seluruh layanan TBC RO di Indonesia sejak Januari 2024 secara bertahap.
Edukasi BPaL/M dilakukan secara langsung kepada 15 ODTBC-RO. Mereka merespon baik kegiatan positif ini karena dapat meningkatkan pemahaman mereka terkait pengobatan yang baru. “Dengan obat ini Alhamdulillah sudah jodoh saya karena sesuai dengan kemampuan tubuh. Saya yang dulunya berobat 1 tahun mengalami efek samping parah muntah-muntah, sekarang dengan BPaL efek sampingnya sudah berkurang” Ujar Bibi (nama samaran) sebagai ODTBC-RO yang sedang menjalani pengobatan BPaL
Pihak RSUP Persahabatan dan Klinik JRC-PPTI juga merespon baik kegiatan kampanye ini. “Kampanye edukasi ini sangat menarik, karena mereka selain diberikan pemahaman juga diberikan bunga dan bingkisan, dengan adanya BPaL/M ini semoga pengobatannya juga semakin efektif” jelas Jumayati, ketua Yayasan Pejuang Tangguh PETA.
Comments