STPI Gelar Pertemuan Forum Kemitraan TBC Nasional Pertama Tahun 2021, Diperlukan Peran Lintas Sektor
JAKARTA – Pada Kamis (28/1) Stop TB Partnership Indonesia (STPI) selaku sekretariat forum kembali menggelar Pertemuan Forum Kemitraan Tuberkulosis Nasional di tahun 2021 setelah vakum hampir satu tahun karena pandemi Covid-19. Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 70 peserta anggota forum dan berasal dari kementerian, yayasan, organisasi, komunitas, dunia usaha dan juga perorangan. Kegiatan dibuka dengan pembukaan dan sambutan dari perwakilan Dewan Pembina Forum STPI, Ibu Diah Saminarsih, M.Sc kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Plt. Direktur Eksekutif STPI, Bapak dr. Henry Diatmo.
“Saya prihatin karena pandemi Covid-19 yang semakin meningkat dan mendorong mundur capaian keberhasilan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TBC di Indonesia. Hal inilah yang menjadikan kolaborasi sebagai langkah penting untuk kembali ke jalur dalam mencapai target kita. Forum kemitraan ini dapat membantu kita dalam melalui hambatan-hambatan (perjuangan mengakhiri TBC) semasa pandemi. Perlu semua pihak untuk saling melengkapi, mengingatkan satu sama lain untuk saling berkembang. Karena tidak hanya satu orang saja yang melakukan eliminasi TBC di Indonesia, melainkan kita sama-sama menjadikan keberagaman dari masing-masing anggota forum dan diterjemahkan menjadi satu rencana strategis bersama.” tegas Ibu Diah Saminarsih, M.Sc dalam pembukaannya.
Dunia termasuk Indonesia saat ini mengalami tantangan besar dalam isu kesehatan masyarakat. Pada tahun 2019, dunia menanggung beban hampir 10 juta orang jatuh sakit TBC dan Indonesia berkontribusi sekitar 8% dari beban tersebut atau berjumlah 845.000 (WHO, 2019). Situasi tersebut semakin berat, ketika negara-negara di dunia termasuk Indonesia terimbas pandemi Covid-19. Informasi yang dilansir di covid.19.go.id menunjukkan setiap hari jumlah orang yang terjangkit Covid-19 di Indonesia terus meningkat hingga kini mencapai lebih dari 1 juta kasus. Pandemi menyebabkan munculnya tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam upaya mengakhiri TBC, mulai dari sulitnya akses ke layanan kesehatan, ketakutan orang dengan TBC untuk mengunjungi layanan kesehatan, hambatan penemuan kasus, dan tantangan-tantangan lainnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan paparan dari masing-masing anggota forum tentang upaya apa saja yang telah dan akan dilakukan selama tahun 2020 dan rencana di tahun berikutnya. Juga potensi peluang kerjasama antar mitra forum dalam melaksanakan suatu program untuk mengakhiri TBC seperti memanfaatkan peluang-peluang pendekatan di tempat kerja untuk melakukan pencegahan dan pengendalian TBC pada pekerja. Industri memiliki peran yang penting dalam mengakhiri TBC di Indonesia, peningkatan kapasitas, akses diagnosa dan meningkatkan kesadaran publik terutama di tempat kerjanya masing-masing. Sejalan dengan fokus utama Indonesia saat ini adalah melawan pandemi, maka perlu mengembangkan strategi penanggulangan TBC diintegrasikan dengan penanggulangan COVID-19. Forum dapat memfasilitasi hal ini bersama dengan anggota forum.
Organisasi mitra forum juga telah melakukan pengembangan-pengembangan dalam upaya mengakhiri TBC di Indonesia, antara lain dengan pengembangan aplikasi, rumah sakit untuk TBC Resistan Obat, perluasan jejaring dan advokasi di Pusat dan Daerah, juga meningkatkan kesadaran publik dengan melakukan kampanye bersama. Setelah seluruh paparan dari mitra selesai, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Para hadirin mengikuti diskusi dengan sangat antusias dengan topik bahasan seperti pemetaan fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani TBC, pemetaan program TBC dan sumber pendanaannya, kendala fasilitas dan layanan saat pandemi Covid-19, penemuan kasus yang menurun, dan fasilitasi enabler untuk orang dengan TBC. Harapannya, setelah pertemuan diskusi ini, Subdirektorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dapat melanjutkan pembahasan dalam bentuk diskusi tematik sehingga akan lebih fokus dalam pembahasan penyelesaian masing-masing topik.
“Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada penanggulangan TBC di Indonesia. Perlu peran multi sektor dalam program TBC di Indonesia. Penemuan kasus aktif menjadi hal yang penting dan utama dalam upaya mengakhiri TBC di Indonesia, selain itu kita juga harus bergerak dalam Terapi Pencegahan Tuberkulosis agar tidak hanya berupaya dalam pengobatan saja. Meskipun banyak tantangan dalam mengakhiri TBC, namun peran dari teman-teman mitra yang sebagian besar selaras dapat membuka banyak kerjasama yang dapat dilakukan. Selain itu juga terdapat donor besar baik dari Global Fund maupun USAID baik langsung pada TBC maupun pengadaan penganggaran. Apabila kerjasama dilakukan dengan harmonisasi ditambah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden tentang Penanggulangan Tuberkulosis maka akan menjadi kekuatan forum yang besar kedepan dalam penanggulangan TBC di Indonesia.” rangkum Ibu dr. Carmelia Basri, M.Epid selaku Dewan Penasihat Forum STPI sekaligus menutup kegiatan ini.
Akses materi paparan disini.
Comments