top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Sinkronisasi Upaya Penanggulangan TBC, Desa Grujugan Gelar Sosialisasi Rencana Strategis



Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia menyebabkan munculnya tantangan dalam penanggulangan tuberkulosis (TBC) terutama di Desa. Sebagian masyarakat enggan untuk berobat ke layanan kesehatan, termasuk orang yang terdampak TBC sehingga berpengaruh pada temuan kasus dan proses pengobatannya. Kabupaten Sumenep merupakan salah satu Kabupaten dengan beban TBC yang tinggi di Jawa Timur. Sebagian besar wilayah desa di Kabupaten Sumenep yakni 300 dari 334 Desa atau sekitar 91% merupakan kantong TBC. Salah satu Desa di Kabupaten Sumenep dengan angka beban TBC yang tinggi adalah Desa Grujugan, Kecamatan Gapura. Diestimasikan jumlah kasus TBC di Desa Grujugan sejumlah 20 kasus atau menyumbang 23% angka perkiraan kasus di Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep. Penemuan kasus TBC di Desa Grujugan pun masih belum menggembirakan, dari estimasi kasus TBC baru ditemukan 8 indeks kasus orang dengan TBC pada tahun 2021.


Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya penemuan kasus dan pengobatan TBC antara lain: (1) Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang TBC (2) Banyak pasien TBC yang tidak mau menjalani pengobatan (3) Adanya pasien TBC yang putus obat di tengah jalan (4) Tenaga kesehatan terbatas; dan (5) persepsi masyarakat desa yang menganggap TBC bersifat mistis. Maka dari itu, diperlukan dukungan dari tingkat sekecil mungkin untuk mendorong pencapaian eliminasi TBC di Indonesia seperti tingkat Desa.


Setelah dibentuk menjadi Desa Siaga TBC pada Maret 2021, STPI bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat Desa Grujugan memperkuat kapasitas melalui pelatihan kader, penyusunan profil TBC Desa hingga proses penyusunan rencana strategis. Rencana Strategis Desa (Renstrades) untuk Penanggulangan TBC merupakan upaya membangun perencanaan Desa dalam menyelesaikan permasalahan TBC di Desa Grujugan, Sumenep.


“Penyusunan rencana strategis desa dalam penanggulangan TBC dilaksanakan di bulan Mei 2021 selama 4 hari. Perencanaan ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat, pemerintah desa, dan kader TBC.” ungkap Sukri, Staf Lapangan STPI.


Seperti disampaikan oleh Kepala Desa Grujugan, Didik Susanto, Beberapa kegiatan yang menjadi prioritas untuk penanggulangan TBC di Desa Grujugan antara lain: sosialisasi TBC dengan layanan kesehatan dan organisasi masyarakat, penemuan kasus aktif terutama pada kelompok berisiko seperti pasien DM dan pasien malnutrisi, memaksimalkan kegiatan investigasi kontak, mengupayakan promosi kesehatan secara masif, serta edukasi TBC pada anak secara formal maupun non formal melalui lomba cerdas cermat TBC. Sebagian pendanaan kegiatan prioritas penanggulangan TBC diupayakan menggunakan dana desa atau sumber pendanaan lain.


“Desa Grujugan siap menganggarkan untuk program pencegahan dan pengendalian TBC di tahun 2022 sesuai dengan Permendesa Nomor 13 tahun 2021. Namun begitu, atas nama kepala desa dan pribadi saya mohon bantuan partisipasi masyarakat dan warga agar eliminasi TBC di Desa Grujugan dapat tercapai di tahun 2025 dengan penemuan kasus 0%.”, pungkas Kepala Desa Grujugan.

Tag:

25 tampilan0 komentar

Comments


Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page