Peningkatan Keterampilan Dukungan Psikososial bagi Pasien TBC untuk Kader dan Tenaga Kesehatan
Sumenep, Juni 2022 - Stop TB Partnership Indonesia (STPI) mengelola program “Dukungan Psikososial pada Orang dengan TBC” di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Program tersebut digagas untuk merespon permasalahan psikososial yang dihadapi oleh Orang dengan TBC yaitu motivasi selama pengobatan dan stigma TBC oleh diri sendiri, keluarga, tempat kerja, masyarakat dan tenaga kesehatan. Orang dengan TBC tidak jarang merasa cemas, minder, malu, dan takut terisolir apabila ada yang mengetahui tentang penyakitnya serta berisiko mengalami depresi. Kondisi ini akan diperparah bila masyarakat maupun keluarga tidak memberikan dukungan yang positif selama mereka berobat.
Sebab itu STPI berupaya untuk berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan kapasitas kader TBC dan tenaga kesehatan di Puskesmas terkait kesehatan mental. Program Dukungan Psikososial pada Orang dengan TBC telah diimplementasikan selama 4 (empat) bulan yang dimulai pada Januari 2022 lalu. Implementasi program tersebut dilaksanakan pada 5 (lima) desa dan 3 (tiga) Puskesmas di Kabupaten Sumenep yaitu Desa Lenteng Barat, Desa Lenteng Timur, Desa Gapura Barat, Desa Grujugan dan Desa Kalikatak, sementara Puskesmas diimplementasikan di Puskesmas Lenteng, Puskesmas Gapura dan Puskesmas Arjasa.
Sebab itu STPI berupaya untuk berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan kapasitas kader TBC dan tenaga kesehatan di Puskesmas terkait kesehatan mental. Program Dukungan Psikososial pada Orang dengan TBC telah diimplementasikan selama 4 (empat) bulan yang dimulai pada Januari 2022 lalu. Implementasi program tersebut dilaksanakan pada 5 (lima) desa dan 3 (tiga) Puskesmas di Kabupaten Sumenep yaitu Desa Lenteng Barat, Desa Lenteng Timur, Desa Gapura Barat, Desa Grujugan dan Desa Kalikatak, sementara Puskesmas diimplementasikan di Puskesmas Lenteng, Puskesmas Gapura dan Puskesmas Arjasa.
Pada 14 hingga 15 Juni 2022 di Hotel Asmi Sumenep, STPI bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep menyelenggarakan pelatihan lanjutan (tahap II) tentang komunikasi motivasi bagi kader TBC dan tentang konseling psikososial bagi tenaga kesehatan di Puskesmas. Pelatihan tahap lanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kader dan tenaga kesehatan untuk mengimplementasikan dukungan psikososial bagi orang dengan TBC. Misalnya, di masyarakat, kader melakukan kunjungan rumah untuk memotivasi pasien yang menjalani pengobatan. Sedangkan, tenaga kesehatan mampu menggunakan kuesioner skrining depresi, kecemasan, dan stress (DASS-21) secara optimal dengan mewawancarai pasien baru serta menyelenggarakan pertemuan sebaya.
Pada hari pertama (14/6) kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono, MCH. Beliau menyampaikan bahwa program Dukungan Psikososial bagi Orang dengan TBC merupakan sebuah inovasi yang perlu didukung dengan data yang akurat agar dapat berkelanjutan. Sementara itu, sambutan yang disampaikan oleh Senior Program Manager STPI, Lukman Hakim, menyampaikan bahwa dukungan psikososial bagi orang dengan TBC sangat penting dilakukan untuk mengatasi stigma yang sering terjadi. Kemudian acara dilanjut dengan kegiatan inti yang dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kelas berdasarkan peran peserta yaitu kader TBC dan tenaga kesehatan. Hari pertama difokuskan pada curah pendapat antara fasilitator dengan kader TBC dan fasilitator dengan tenaga kesehatan. Selanjutnya, para kader TBC dan tenaga kesehatan saling berbagi pengalaman, hambatan dan tantangan selama mendampingi Orang dengan TBC yang menjalani pengobatan.
Salah satu pengalaman yang dialami oleh kader adalah stigma yang berasal dari diri Orang dengan TBC itu sendiri.
“Selama saya mendampingi pasien TBC tersebut banyak sekali yang saya lihat perubahan. Salah satunya adalah biasanya pasien tersebut merasa minder dengan penyakitnya karena takut dijauhi oleh orang”. - ABD Rahim - Kader TBC Desa Grujugan.
Hari kedua (15/6) kegiatan difokuskan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi. Kegiatan dimulai dengan mengulang sedikit hasil kegiatan di hari pertama, lalu dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh fasilitator. Materi yang disampaikan untuk para Kader dan Tenaga Kesehatan adalah Merancang Support Group dan Role Play mengenai Keterampilan Memandu Kelompok. Role play dilakukan dengan cara berbagi peran antar kader/tenaga kesehatan yang sebagian menjadi pasien TBC dan bagian lainnya menjadi kader/tenaga kesehatan.
Pada pengetahuan dan keterampilan yang diberikan di hari kedua tersebut bertujuan agar kader dan tenaga kesehatan dapat menjadi pendengar yang baik, memiliki keterampilan bertanya yang baik serta dapat memotivasi Orang dengan TBC dalam menjalani pengobatan. Hasil kegiatan tersebut, para kader dan tenaga kesehatan merasa banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam dampingan psikososial pada Orang dengan TBC.
Salah satu hasil yang diperoleh adalah kader merasa jadi lebih baik untuk melakukan pendampingan pengobatan khususnya dalam memotivasi Orang dengan TBC yang menjalani pengobatan.
“Dengan pendampingan tersebut alhamdulillah pasien merasa percaya diri karena sedikit banyak saya memberikan semangat motivasi terhadap pasien tersebut” - ABD Rahim - Kader TBC Desa Grujugan.
Dr. Laos dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumenep menyampaikan bahwa pelatihan psikososial dapat diadakan kembali baik kepada dokter, kepala puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya yang berkecimpung dalam penanggulangan TBC yang ada di Sumenep. Selain itu, harapannya program ini bisa terus berjalan dan dapat diimplementasikan di daerah terpencil lainnya di wilayah Kabupaten Sumenep agar pengobatan pasien TBC dapat berjalan dengan baik sampai tuntas.
Materi pelatihan:
Comments