Model Enam Intervensi untuk Eliminasi TBC 2030 di Indonesia
Pada 6 Juli 2022 lalu Stop TB Partnership menerbitkan Global Plan to End TB 2023-2030 atau Rencana Global untuk Mengakhiri TBC 2023-2030.Rencana global tersebut lebih memprioritaskan aksi prioritas dan estimasi kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk mengakhiri ancaman penyakit TBC pada 2030. Dokumen tersebut menjelaskan diantara 2023 hingga 2030 investasi dunia harus mencapai US$250 juta untuk menyelamatkan jutaan nyawa dari TBC terutama dengan munculnya tantangan akibat pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina.
Selain estimasi kebutuhan dana yang diperlukan, rencana global tersebut juga membuat Pemodelan Epidemiologi untuk menentukan dampak intervensi yang diperlukan dalam mengakhiri TBC tahun 2030. Pemodelan tersebut dapat menjadi panduan berbagai negara di dunia bertindak untuk mengurangi insiden TBC, angka kematian, dan meningkatkan notifikasi kasus serta menciptakan dampak yang lebih besar berdasarkan indikator kunci penanggulangan TBC.
Beberapa temuan kunci pada rancangan pemodelan epidemiologi pada tingkat global menerangkan diperlukannya upaya-upaya berikut untuk mengakhiri TBC 2030:
Melakukan pendekatan secara komprehensif untuk diagnosis, pengobatan dan pencegahan TBC dalam skala besar.
Mendiagnosis lebih awal pada tahap subklinis TBC. Hal ini memerlukan active case finding dan skrining pada semua kontak serumah dari orang dengan TBC.
Memperbaiki proses diagnosis dan pengobatan TBC melalui berbagai intervensi, tetapi langkah-langkah ini saja tidak cukup untuk mengakhiri TBC.
Meningkatkan cakupan pemberian TPT secara massal.
Memperbaharui alat baru untuk membuat langkah apa yang diperlukan untuk mengakselerasi penanggulangan.
Melakukan pencegahan TBC dengan vaksin baru untuk memperluas manfaat pencegahan yang lebih tahan lama dibandingkan yang dimungkinkan saat ini dengan Terapi Pencegahan TBC (TPT). Di Indonesia, manfaat perlindungan TPT dapat mencapai durasi lima tahun (Wisaksana, Hartantri, Lestari, Azzahra, et al., 2018).
Selain pemodelan epidemiologi yang dirancang untuk dunia, Rencana Global untuk Mengakhiri TBC 2030 juga membuat pemodelan tambahan khusus untuk empat negara yaitu Indonesia, Kenya, Ukraina, dan Uzbekistan. Pemodelan tambahan ini memberikan beberapa pemahaman tentang kombinasi berbagai intervensi yang diperlukan untuk mencapai eliminasi TBC 2030 di masing-masing negara.
Indonesia dipilih sebagai salah satu negara yang memiliki karakteristik khusus dalam epidemiologi yaitu wilayah dengan peranan pelayanan kesehatan swasta yang signifikan untuk penanggulangan TBC. Model tersebut memproyeksikan bahwa Indonesia dapat mengakhiri TBC pada tahun 2030 jika intervensi berikut ditingkatkan secara bersamaan dari tahun 2022 hingga 2025 dan terus dipertahankan setelahnya:
Perawatan yang diberikan melalui upaya sektor publik dan swasta (Public Private-Mix [PPM]) menyelenggarakan perawatan dan pencegahan TBC;
Peningkatan diagnosis TBC;
Penemuan secara aktif orang yang memiliki gejala TBC (penemuan kasus secara aktif, ditambah permintaan akan pelayanan TB yang ada);
Pendeteksian subklinis TBC;
Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) yang berfokus pada populasi kunci dan kelompok rentan;
Pemberian vaksinasi secara massal dengan vaksin TBC baru. Diasumsikan bahwa vaksin TBC akan berlisensi pada tahun 2025 yang pendistribusiannya akan dilakukan pada tahun 2026, sementara lama pemberian vaksinasi TBC akan dilakukan selama tiga tahun setelahnya.
Pemodelan diatas perlu dilakukan secara berkesinambungan, bukan berjalan sendiri atau dipilih salah satunya, agar dapat mencapai titik yang telah diproyeksikan pada Gambar 1. Berikut model proyeksi dampak dari intervensi TBC di Indonesia yang telah dirancang sedemikian rupa.
Gambar 1. Proyeksi Dampak Intervensi TBC di Indonesia 2019-2030
Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa terdapat enam intervensi (i.e. setiap garis adalah satu intervensi) yang telah dirancang dalam pemodelan epidemiologi TBC. Apabila diimplementasikan dari tahun 2022-2029 secara progresif dan berkesinambungan maka Indonesia akan mencapai target eliminasi TBC 2030. Garis warna hijau menunjukkan intervensi melalui peningkatan diagnosis dan pelayanan TBC secara rutin yang dapat menurunkan kasus TBC hingga 300.000 di tahun 2029. Sementara itu, garis berwarna merah muda (pink) merupakan intervensi dengan cara pemberian vaksinasi TBC secara massal yang dapat menurunkan kasus TBC hingga 60.000 di tahun 2029. Namun demikian, masing-masing intervensi tersebut tidak bisa berdiri sendiri sehingga model enam intervensi tersebut perlu dilakukan secara bersamaan untuk bisa mencapai target eliminasi TBC tahun 2030 di Indonesia.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di Global Plan to End TB 2023-2030
Comments