Bolehkah Orang dengan TBC Berpuasa?

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru dan membutuhkan pengobatan jangka panjang. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyebar melalui udara. Pengobatan TBC biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih dengan regimen obat yang harus dikonsumsi secara teratur. Bagi pasien TBC yang menjalani ibadah puasa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama terkait konsumsi obat dan kondisi fisik selama berpuasa.
Minum Obat saat Sahur dan Berbuka
Pasien TBC biasanya harus mengonsumsi obat secara rutin untuk mencegah resistensi bakteri dan memastikan kesembuhan. Dalam konteks puasa, obat bisa diminum pada waktu sahur dan berbuka agar tetap sesuai dengan anjuran dokter. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur konsumsi obat selama puasa:
Sesuaikan kondisi tubuh saat ini - Prof. Erlina Burhan menyarankan pada pasien TBC yang ingin berpuasa dipersilakan, asalkan sanggup atau kuat. Beliau juga menyampaikan pasien TBC-RO boleh berpuasa jika sudah merasa stabil. Namun apabila pasien TBC-RO masih muntah-muntah disarankan untuk tidak berpuasa.
Berkonsultasi dengan Dokter – Pastikan dokter mengetahui bahwa pasien TBC akan berpuasa, sehingga jadwal minum obat bisa disesuaikan tanpa mengurangi efektivitasnya. Dokter mungkin akan menyesuaikan jenis obat atau dosisnya agar sesuai dengan pola makan saat berpuasa.
Minum Obat saat Sahur dan Berbuka – Sebagian besar obat TBC dapat dikonsumsi dua kali sehari, sehingga memungkinkan untuk diminum saat sahur dan berbuka. Namun, ada beberapa obat yang lebih efektif jika diminum saat perut kosong, sehingga perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Menjaga Asupan Nutrisi – Selain obat, penderita TBC juga memerlukan asupan makanan yang bergizi untuk memperkuat daya tahan tubuh. Makanan yang kaya protein, vitamin, dan mineral sangat penting untuk membantu proses pemulihan.
Cukup Istirahat – Hindari aktivitas berat agar tubuh tetap kuat selama menjalani puasa. Penderita TBC cenderung mengalami kelelahan, sehingga penting untuk mendapatkan tidur yang cukup dan menghindari stres yang berlebihan.
Menghidrasi Tubuh dengan Baik – Konsumsi air yang cukup saat sahur dan berbuka sangat penting bagi penderita TBC untuk mencegah dehidrasi dan menjaga keseimbangan tubuh.
Bolehkan Pasien TBC Tidak Berpuasa?
Islam memberikan keringanan bagi orang yang sakit untuk tidak berpuasa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 185)
Jika pasien TBC merasa tidak sanggup berpuasa karena kondisi tubuh yang lemah atau karena harus minum obat di waktu tertentu yang tidak memungkinkan dilakukan saat sahur dan berbuka, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Islam memberikan kemudahan bagi orang yang sakit agar tidak mengalami kesulitan yang berlebihan. Beberapa kondisi yang memungkinkan seseorang tidak berpuasa meliputi:
Tubuh dalam Kondisi Lemah – Jika penderita mengalami kelelahan ekstrem, sesak napas, atau penurunan berat badan yang signifikan, maka puasa sebaiknya ditunda hingga kondisi membaik.
Harus Mengonsumsi Obat di Siang Hari – Beberapa obat TBC mungkin harus dikonsumsi pada waktu tertentu yang tidak memungkinkan untuk hanya diminum saat sahur dan berbuka.
Risiko Kekambuhan atau Perburukan Kondisi – Jika puasa menyebabkan penderita mengalami kemunduran kesehatan atau memperburuk gejala TBC, maka sebaiknya tidak berpuasa.
Jika pasien TBC tidak dapat berpuasa karena kondisi kesehatannya, maka ia bisa menggantinya di lain waktu ketika sudah sehat. Jika tidak memungkinkan untuk menggantinya, maka ia dapat membayar fidyah sesuai ketentuan Islam, yaitu memberi makan kepada fakir miskin sebagai bentuk pengganti puasa yang ditinggalkan.
コメント