Koalisi Industri untuk Stop TB
Rapat Perdana Koalisi Industri untuk Stop TB: Langkah Awal untuk Wujudkan Upaya Konkrit Penurunan Epidemi Tuberkulosis di Indonesia
Pada 21 September 2016, sektor industri, pemerintah, organisasi masyarakat sipil tingkat nasional dan global berkumpul untuk mulai membicarakan langkah nyata yang dapat dilakukan industri dalam menurunkan epidemi tuberkulosis di Indonesia. Pertemuan yang diadakan di Hotel JS Luwasana Jakarta tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 9 perusahaan yaitu, Johnson & Johnson Indonesia, Danone, Manulife, Alfamart, Bank Mandiri, Express Group, Indofood, BTPN, Medco Energy. Sedangkan perwakilan dari organisasi masyarakat sipil yang hadir antara lain Forum Stop TB Partnership Indonesia, Peta, KPMAK UGM, KNCV, PPTI, PP Aisyiyah, PDPI, LKNU, APINDO, dan WHO.
Acara dibuka dengan dengan pidato kunci dari dr.Wiendra Wawaruntu, MKes, Direktur Penyakit Menular Langsung, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI yang memaparkan tentang peta jalan pemerintah untuk mengakhiri TB di Indonesia pada 2035. “Indonesia memiliki beban TB yang tinggi, dimana setiap tahun ditemukan sekitar 1 juta kasus baru, dengan angka kematian 100.000 per tahun, atau setara dengan 273 orang per hari, atau setiap 1 orang meninggal setiap 3 menit akibat TB.”
Selanjutnya, Vishnu Kalra selaku Presiden Direktur Johnson & Johnson Indonesia memberikan kata sambutan sebagai perwakilan pihak penyelenggara dari pihak industri. Vishnu menekankan bahwa semua industri bisa berkontribusi untuk mengakhiri epidemi TB di Indonesia, yang dimulai dari lingkungan kerja masing-masing. “Johnson & Johnson Indonesia sangat berkomitmen untuk mencapai tujuan ini secara berkala dari tahun ke tahun. Kami telah membuktikannya, dengan memperlakukan karyawan yang terkena TB secara hati-hati sesuai dengan peraturan perusahaan yang memasukkan kaidah klinis dan etika kemanusiaan yang benar. Koalisi industri ini merupakan langkah penting dalam menyusun peta jalan industri untuk menurunkan angka TB di Indonesia.”
Pidato terakhir disampaikan oleh Arifin Panigoro selaku Ketua Stop TB Partnership Indonesia yang menyampaikan pesan tegas bahwa industri memiliki kekuatan ekonomi yang efektif dalam mendorong turunnya angka TB di Indonesia. “Melalui kebijakan perusahaan yang mendukung upaya promosi, pencegahan, dan upaya perawatan pekerja yang terkena TB; maka sebetulnya perusahaan telah berkontribusi secara langsung terhadap penurunan angka TB di Indonesia. Sudah saatnya TB diberantas, karena penularannya sangat cepat dan sangat mudah, yang mengancam siapapun tanpa memandang kelas ekonomi dan usia.”
Acara semakin hangat dengan diskusi yang menghadirkan Muttaqien, MPH dari Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK) UGM yang menyajikan data-data relevan terkait program TB. Beliau menyampaikan bahwa berinvestasi di program pengendalian TB akan mengurangi beban ekonomi dengan secara signifikan, dimana setiap Rp 1,- akan berdampak pengurangan sebanyak Rp 23,- terhadap beban kesehatan yang ditimbulkan akibat TB. Di sisi lain, dr. Sudi Astono, MS selaku Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kementerian Tenaga Kerja RI memaparkan aturan-aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai panduan bagi perusahaan dalam menjamin keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya, termasuk aturan untuk memperlakukan karyawan yang terkena TB secara layak, menjaga mereka agar tetap produktif, serta tidak menulari karyawan lainnya.
Setelah sesi paparan, peserta rapat diajak untuk berdiskusi dalam kelompok untuk menggali lebih dalam permasalahan dan proses yang terjadi di masing-masing perusahaan; sehingga terbentuk suatu landasan untuk menetapkan langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh koalisi industri ini. Acara yang dipandu oleh Mariani Reksoprodjo, Sekretaris Eksekutif Forum Stop TB Partnership Indonesia ini berhasil mengindentifikasi tujuan, sumber informasi, tenaga penggerak, usulan kegiatan, dan dampak yang diharapkan dari program promosi, preventif dan kuratif, baik untuk lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Pertemuan koalisi industri ini ditutup dengan pesan kunci bahwa diperlukan peta jalan industri yang disusun bersama dengan cermat, sehingga dapat mengakomodasi langkah-langkah industri dalam menurunkan angka TB di Indonesia secara signifikan.