Ingat 141CekTBC, jika 14 hari batuk tak reda? 1 solusi, Cek dokter segera!
141CekTBC adalah kampanye digital yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat agar mengakses layanan kesehatan jika mengalami batuk lebih dari 14 hari. Selengkapnya kunjungi website 141.stoptbindonesia.org
Kampanye Jangan Tunggu 2 Minggu
Kampanye TBC yang Dipimpin Anak Muda
Penyebarluasan informasi yang benar mengenai TBC ke masyarakat secara masif serta pelibatan tokoh masyarakat untuk menyebarkan materi komunikasi, informasi dan edukasi menjadi kunci dalam strategi kampanye ini.
pelibatan MEdia
STPI percaya Media Massa memiliki kendali dalam pemberitaan TBC yang lebih luas.
Terdapat sekitar 30 editor dan 60 jurnalis lokal yang ikut berpartisipasi dalam pemberitaan TBC. Tersebar di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, mulai dari media lokal maupun nasional. Hingga saat ini terdapat sekitar 344 pemberitaan TBC yang termuat di media cetak dan online.
Diskusi Daring Publik “Tuberkulosis di Tengah Pemberitaan Covid-19”
TBC di media masih tergolong sedikit. Mungkin TBC masih dianggap tidak seksi lantaran kasusnya sudah cukup lama lebih dari 100 tahun namun tidak bisa dihilangkan hingga hari ini. Media harus lebih banyak lagi pemberitaan TBC karena dengan melibatkan semua sektor termasuk media, maka isu ini akan semakin menjadi perhatian nasional.
Training on Opportunities and Challenges of 2030 TB Elimination
Training on Opportunities and Challenges of 2030 TB Elimination
PELIBATAN ANAK MUDA
caraka tb institute
Caraka TB Institute (CTI) merupakan program promosi dan pencegahan TBC yang melibatkan anak muda usia 18-25 tahun. Mereka adalah 20 pemuda terpilih dari berbagai daerah di seluruh Indonesia (Medan, Sintang, Pekanbaru, Bali, Gowa, Jember, Tangsel, Palu, Mempawah, Malang, Biringkanaya, Bengkulu, Unhas, Padang, Makassar, Kubu Raya, Cirebon, Depok, Aceh). Kehadiran mereka diharapkan dapat berkontribusi pada penanggulangan Tuberkulosis di negara ini. Namun, sebelum menangani skala yang lebih besar, para peserta Caraka menjalani pelatihan di sebuah desa bernama Oharanesia. Mari kita lihat apa saja yang mereka pelajari di Oharanesia!
Hari Pertama,
Mereka bertemu dengan "Pemandu Desa" untuk menerima rincian lebih lanjut tentang kegiatan yang akan mereka jalani selama tiga hari ke depan. Setelah menerima instruksi, mereka harus mencari totem sinyal, yang menjadi kunci untuk bertemu dengan tetua desa yang disebut 'Sintua Desa'.
Cara mencari totem
Sintua Desa menjelaskan situasi TBC di Oharanesia
Setelah mencari sepanjang hari, mereka akhirnya menemukan totem tersebut. Pada malam harinya, mereka bertemu dan berdialog dengan Sintua Desa, yang memperkenalkan mereka pada Oharanesia dan membahas wabah tuberkulosis yang melanda desa tersebut.
Keseruan para Caraka menemukan Totem
Pada malam hari Caraka bertemu Sintua Desa
Hari Kedua,
Pagi harinya, para Caraka bertemu dengan seorang penyintas TB dan ayahnya. Mereka berdialog tentang tantangan yang dihadapi oleh penyintas TB tersebut, termasuk kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan, mendapatkan obat, serta masalah tidak memiliki cukup uang untuk transportasi menuju fasilitas kesehatan.
Disuksi bersama penyintas TBC
Pada sore hari, para Caraka mengikuti sesi tentang Tantangan dan Peluang dalam Penghapusan TB pada tahun 2030.
Pelatihan tentang Peluang dan Tantangan Eliminasi TBC 2030
Berkunjung ke Dinas Sosial Oharanesia
Menonton film "Lika-liku PPM" dan "Nafas Harapan" bersama
Hari Ketiga merupakan puncak dari pelatihan. Pagi harinya, muncul berita tentang kebijakan gegabah yang dibuat oleh Gubernur Oharanesia (Gobernador), sebagaimana dilaporkan oleh media. Para Caraka sangat marah terhadap kebijakan-kebijakan tersebut!
Sintua Desa memberikan pengetahuan kepada para Caraka tentang cara melawan Gubernur. Ini mencakup advokasi, kampanye, dan keterlibatan dengan media. Di penghujung hari, mereka mempraktikkan apa yang telah dipelajari dengan mengadakan konferensi pers, kemudian berkampanye untuk mengumpulkan dukungan, serta mengadakan audiensi dengan Gubernur.
Press Conference oleh Caraka
Caraka beraudiensi kepada Gobernador
Sayangnya, audiensi dengan Gobernador tidak membuahkan hasil. Akhirnya, para Caraka memutuskan untuk bertindak dengan mengadakan demonstrasi di istana Gobernador untuk mendesak pencabutan kebijakan gegabah tersebut. Gobernador pun setuju, misi berhasil!
Demontrasi di depan istana Gobernador
Hari Keempat,
adalah hari terakhir pelatihan bagi para Caraka. Mereka membuat rencana aksi terkait kampanye TB di daerah masing-masing sebelum kembali ke kota asal mereka.
Demontrasi di depan istana Gobernador
Pada hari kelima,
para Caraka kembali ke daerah mereka dan memulai kampanye TB. Betapa sedihnya saat harus berpisah! Namun, itu tidak berarti mereka akan kehilangan komunikasi!
Foto perpisahan
Sangat menarik bukan? Ditunggu yaa informasi selanjutnya